Kutipan ini diambil dari buku "Nabi Sulaiman dan Burung
Hudhud"
karya : Imam Ahmad Ibnu Nizar
barang siapa beramal selama
40 hari secara ikhlas, maka hatinya akan menjadi sumber hikmah yang akan selalu
tampak pada ucapannya. (HR. Ibnu adly dari abu Musa)
Empat masalah yang
menjadikan seseorang celaka. Pertama,mata yang tidak pernah menangis. Kedua,
hati yang sesat. Ketiga, angan yang begitu muluk. Keempat, yaitu sangat
menggandrungi kehidupan dunia.
Acap kali dijumpai
seseorang yang begitu rajin beribadah, sehingga jarak antara dia dan surga
sudah tidak ada lagi, terkecuali dengan mati. Namun sayangnya, di zaman azali
dia telah tertulis sebagai o
rang yang celaka. Maka,
secepat kilat dia berbalik dan beramal celaka, sehingga maut menjemputnya,
akhirnya ia pun menjadi penghuni neraka. Begitu pula, sering kali ditemukan
seseorang yang sikap hidupnya menunjukkan sebagai penghuni neraka, sehingga
jarak antara dia dan neraka seakan tak ada lagi terkecuali hanya mati. Namun,
di zaman azali dia telah tertulis sebagai orang bahagia. Maka,segera sajadia
beramal kebajikan sehingga maut merenggutnya, akhirnya dia pun menjadi penduduk
surga dan kekal di dalamnya
.
Seorang jenazah itu ketika
telah memasuki kuburnya, maka ia bagaikan orang tenggelam yang sangat membutuhkan
pertolongan. Ia menunggu sebuah do'a yang akan diterimanya, baik dari
ayah,ibu,saudara atau teman sejawatnya. Kemudian, jika mereka telah
menerimanya, do'a itu akan lebih membahagiakan mereka daripada dunia dan
isinya. Hadiah orang yang masih hidup kepada orang mati tiada lain adalah do'a
dan istighfar. (HR. Abu Manshur ad-Dailami dalam Musnad al-Firdaus dari Ibnu
Abbas)
Ilmu tiada lain harus
diraih dengan belajar. Kesabaran harus diraih pula dengan usaha bersabar.
Barang siapa saja bermaksud mendapatkan kebajikan. Ia akan memperolehnya. Dan
barang siapa berusaha menghindari keburukan, ia akan terhindar pula darinya.
(HR. thabrani dan Daru Quthi dari Abu Darda)
Syeikh Hatim Al-Asham
berpesan :
“Janganlah
kalian tertipu dengan teman-teman dan istana yang indah, sebab sungguh pun Nabi
Adam telah berada ditempat yang sangat indah, ternyata beliau belum juga
selamat dari berbagai bencananya.
“Jangan
pula tertipu dengan banyaknya ibadah, sebab iblis merupakan figure yang sangat
banyak ibadahnya, namun ternyata belum pula menjamin keselamatan dirinya.
“Jangan
tertipu dengan dalamnya ilmu seseorang, sebab Bal’am yang terkenal telah bias
menyelami ismul a’zham milik Allah, namun bagaimana akhir kehidupannya?
“Jangan
terperdaya dengan hanya puas melihat orang-orang shalih, sebab kendati
Rasululloh itu begitu tinggi martabatnya, ternyata banyak saudara dan
kerabatnya malah menjauh darinya.”
Ibrahim bin Adham berkata
,”hati kita sulit menerima petunjuk sebab tertutup tiga macam maslah. Hati itu
akan selalu terkunci bila saja kita tidak berusaha untuk membuka tutupnya itu.
Pertama, kita berbangga hati jika saja mendpatkan barang yang kita idamkan
(farah bil maujud). Kedua,kita sangat menderita jika duniawi yang kita harapkan
tidak kunjung terjangkau (huzn bil mafqud). Ketiga, kita sangat puas jika saja
sikap atau perbuatan kita ada yang menyanjung (surur bil madh).
Surga itu memiliki pintu
yang berjumlah delapan. Seluruhnya kadang terbuka dan kadang tertutup. Namun,
ada satu pintu yang selalu terbuka dan dijaga oleh seorang malaikat, yakni
pintu taubat. Dengan demikian, segeralah engkau melaksanakan kebajikan kembali,
jangan engkau berputus asa.
Abu Su’ud Al-Balkhi
berkata,”barang siapa terkena musibah, kemudian ia menjerit-jerit serta
merusakkan apa saja yang dijumpai sebagai pelampiasan, maka seakan dia pergi
mengambil tombak untuk memerangi Tuhannya.”
Luqman al-Hakim berkata
kepada putranya, “Wahai anakku kemurnian emas itu biasanya akan diuji dengan
api. Begitu pula, ketabahan seseorang yang shalih itu akan diuji dengan
bencana. Sehingga, jika Allah sangat mencintai pada suatu kaum,Dia akan menguji
mereka.”
Abdullah bin Umar bercerita
:
“Pada suatu hari, rombongan
kami yang berjumlah sepuluh orang menghadap Rasululloh SAW. Sesaat setelah kami
bias bertemu, seorang lelaki dari kaum Anshor berkata, ‘Wahai Rasululloh, siapa
orang yang paling cerdas dan paling mulia di sisi Allah?’
‘orang yang paling banyak
teringat kepada maut, kemudian mereka selalu memperhatikan dan melaksanakan
berbagai kebajikan sebagai persiapan ketika maut menjemputnya. Merekalah orang
yang paling cerdas. Mereka telah bias meraih ketentraman di dunia dan kemuliaan
akhirat.’ Begitu jawab Nabi SAW.”
Sebagian ahli hikmah
berkata :
“Jika ketakutan orang yang
miskin terhadap neraka itu sebagaimana takutnya terhadap kemiskinan. Niscaya
mereka akan selamat dari api neraka dan kemiskinan, jika saja harapan mereka
untuk memasuki surge itu setinggi harapan mereka untuk menjadi kaya. Tentulah
mereka akan bias memasuki surge dan menjadi kaya, jika saja ketakutan mereka
kepada Allah itu setinggi takut mereka kepada sesame makhluk, tentulah mereka
akan bias meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.”