Jumat, 07 Desember 2012

Kutipan Bagus


Kutipan ini diambil dari buku "Nabi Sulaiman dan Burung Hudhud"
karya : Imam Ahmad Ibnu Nizar

barang siapa beramal selama 40 hari secara ikhlas, maka hatinya akan menjadi sumber hikmah yang akan selalu tampak pada ucapannya. (HR. Ibnu adly dari abu Musa)

Empat masalah yang menjadikan seseorang celaka. Pertama,mata yang tidak pernah menangis. Kedua, hati yang sesat. Ketiga, angan yang begitu muluk. Keempat, yaitu sangat menggandrungi kehidupan dunia.

Acap kali dijumpai seseorang yang begitu rajin beribadah, sehingga jarak antara dia dan surga sudah tidak ada lagi, terkecuali dengan mati. Namun sayangnya, di zaman azali dia telah tertulis sebagai o
rang yang celaka. Maka, secepat kilat dia berbalik dan beramal celaka, sehingga maut menjemputnya, akhirnya ia pun menjadi penghuni neraka. Begitu pula, sering kali ditemukan seseorang yang sikap hidupnya menunjukkan sebagai penghuni neraka, sehingga jarak antara dia dan neraka seakan tak ada lagi terkecuali hanya mati. Namun, di zaman azali dia telah tertulis sebagai orang bahagia. Maka,segera sajadia beramal kebajikan sehingga maut merenggutnya, akhirnya dia pun menjadi penduduk surga dan kekal di dalamnya
.
Seorang jenazah itu ketika telah memasuki kuburnya, maka ia bagaikan orang tenggelam yang sangat membutuhkan pertolongan. Ia menunggu sebuah do'a yang akan diterimanya, baik dari ayah,ibu,saudara atau teman sejawatnya. Kemudian, jika mereka telah menerimanya, do'a itu akan lebih membahagiakan mereka daripada dunia dan isinya. Hadiah orang yang masih hidup kepada orang mati tiada lain adalah do'a dan istighfar. (HR. Abu Manshur ad-Dailami dalam Musnad al-Firdaus dari Ibnu Abbas)


Ilmu tiada lain harus diraih dengan belajar. Kesabaran harus diraih pula dengan usaha bersabar. Barang siapa saja bermaksud mendapatkan kebajikan. Ia akan memperolehnya. Dan barang siapa berusaha menghindari keburukan, ia akan terhindar pula darinya. (HR. thabrani dan Daru Quthi dari Abu Darda)

Syeikh Hatim Al-Asham berpesan :
“Janganlah kalian tertipu dengan teman-teman dan istana yang indah, sebab sungguh pun Nabi Adam telah berada ditempat yang sangat indah, ternyata beliau belum juga selamat dari berbagai bencananya.
“Jangan pula tertipu dengan banyaknya ibadah, sebab iblis merupakan figure yang sangat banyak ibadahnya, namun ternyata belum pula menjamin keselamatan dirinya.
“Jangan tertipu dengan dalamnya ilmu seseorang, sebab Bal’am yang terkenal telah bias menyelami ismul a’zham milik Allah, namun bagaimana akhir kehidupannya?
“Jangan terperdaya dengan hanya puas melihat orang-orang shalih, sebab kendati Rasululloh itu begitu tinggi martabatnya, ternyata banyak saudara dan kerabatnya malah menjauh darinya.”

Ibrahim bin Adham berkata ,”hati kita sulit menerima petunjuk sebab tertutup tiga macam maslah. Hati itu akan selalu terkunci bila saja kita tidak berusaha untuk membuka tutupnya itu. Pertama, kita berbangga hati jika saja mendpatkan barang yang kita idamkan (farah bil maujud). Kedua,kita sangat menderita jika duniawi yang kita harapkan tidak kunjung terjangkau (huzn bil mafqud). Ketiga, kita sangat puas jika saja sikap atau perbuatan kita ada yang menyanjung (surur bil madh).

Surga itu memiliki pintu yang berjumlah delapan. Seluruhnya kadang terbuka dan kadang tertutup. Namun, ada satu pintu yang selalu terbuka dan dijaga oleh seorang malaikat, yakni pintu taubat. Dengan demikian, segeralah engkau melaksanakan kebajikan kembali, jangan engkau berputus asa.

Abu Su’ud Al-Balkhi berkata,”barang siapa terkena musibah, kemudian ia menjerit-jerit serta merusakkan apa saja yang dijumpai sebagai pelampiasan, maka seakan dia pergi mengambil tombak untuk memerangi Tuhannya.”

Luqman al-Hakim berkata kepada putranya, “Wahai anakku kemurnian emas itu biasanya akan diuji dengan api. Begitu pula, ketabahan seseorang yang shalih itu akan diuji dengan bencana. Sehingga, jika Allah sangat mencintai pada suatu kaum,Dia akan menguji mereka.”

Abdullah bin Umar bercerita :
“Pada suatu hari, rombongan kami yang berjumlah sepuluh orang menghadap Rasululloh SAW. Sesaat setelah kami bias bertemu, seorang lelaki dari kaum Anshor berkata, ‘Wahai Rasululloh, siapa orang yang paling cerdas dan paling mulia di sisi Allah?’
‘orang yang paling banyak teringat kepada maut, kemudian mereka selalu memperhatikan dan melaksanakan berbagai kebajikan sebagai persiapan ketika maut menjemputnya. Merekalah orang yang paling cerdas. Mereka telah bias meraih ketentraman di dunia dan kemuliaan akhirat.’ Begitu jawab Nabi SAW.”

Sebagian ahli hikmah berkata :
“Jika ketakutan orang yang miskin terhadap neraka itu sebagaimana takutnya terhadap kemiskinan. Niscaya mereka akan selamat dari api neraka dan kemiskinan, jika saja harapan mereka untuk memasuki surge itu setinggi harapan mereka untuk menjadi kaya. Tentulah mereka akan bias memasuki surge dan menjadi kaya, jika saja ketakutan mereka kepada Allah itu setinggi takut mereka kepada sesame makhluk, tentulah mereka akan bias meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.”



0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar